Sayabermain bola dengan teman-teman saya hampir setiap sore di lapangan dekat rumah saya. Saya ingin mengembangkan bakat yang saya miliki ini agar dapat lebih baik, dan tercapai cita-cita saya. Sekian cerita tentang hobi saya, kurang lebihnya saya minta maaf. ## Terima Kasih ## Diposting oleh Unknown di 01.14 Tidak ada komentar: Kirimkan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada tahun 2018 sebelum pandemi covid 19 melanda, kegiatan saya di rumah adalah pergi jalan-jalan bersama keluarga,kerabat, dan tetangga sekitar rumah saya. Saya sangat mencintai alam sekitar begitupun dengan keluarga saya yang juga mencintai alam yang begitu indah. Saya dan keluarga saya sering berenang, menginap di villa, menginap di hotel, dan yang lainya hanya untuk menghilangkan rasa bosan saat berada di rumah. Tidak lupa juga dengan acara bakar jagung di halaman yang di tumbuhi banyak pohon-pohon besar dan rindang, dan di sampingnya terdapat kolam pada saat pandemi melanda indonesia pada tahun 2019, semuanya terasa begitu asing dan sangat berbeda dengan sebelumnya. Semuanya serba terbatas dan tidak boleh berdekatan satu sama lain dengan manusia, hewan, bahkan barang saja harus di periksa dengan alat kesehatan. Saya dan keluarga saya waktu itu sangat takut dengan virus covid 19 yang tersebar di indonesia saat itu, hingga saya dan keluarga saya tidak pernah keluar lagi untuk liburan bahkan sedekat apapun tempat itu. Kami sangat menjaga keselamatan kami dan keluarga kami semua. Sejak virus covid 19 ini terus menyebar, kami tidak bisa apa-apa dan hanya berdiam di rumah. Semua kegiatan-kegiatan di luar rumah di ganti dengan kegiatan di dalam rumah yang tentunya membuat kami merasa semakin bosan. Kegiatan saya di rumah hanya bisa membantu ibu saya memasak setiap pagi, setiap siang, membantu mencuci piring, menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan kaca rumah, dan membantu ayah membersihkan mobil dan tidak lupa motornya sekalian. Setelah semuanya selesai, saya belajar dan tidak lupa sholat dan mengajari adik saya pelajaran harinya saya lanjut mencuci baju, berjemur, makan, minum vitamin, dan lanjut bersih-bersih seperti biasanya. Di waktu malam saya dan keluarga membuat kreasi makanan dengan mencari inovasi di mbah google, dan saya menemukan kreasi ayam bumbu pedas. Akhirnya saya dan keluarga saya membuat ayam bumbu pedas itu yang terinovasi dari google tersebut. Saya dan keluarga membuatnya mulai dari membuat bumbu ayam, menggoreng ayam, membuat saosnya, hingga mengaduknya menjadi satu dan menyajikanya dengan yang sangat lapar mulai melahapnya dengan nikmat dan keluarga saya juga begitu senang dengan rasanya yang ternyata cocok dengan lidah mereka semua. Kemudian setelah makan bersama saya dan keluarga saya nonton tv bersama dan nyemil di depan tv. Saya kemudian pergi ke dapur untuk membuat kopi susu yang saya sukai, lalu pergi ke depan tv lagi untuk melanjutkan menonton film luar kesukaan saya dan ayah saya. Saya menontonya sambil rebahan dan nyemil jajan snack atau ciky-ciky punya adik saya yang di berikan pada saya. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Kaliini saya akan bercerita tentang pengalaman saya membuat website ,Pada hari “ kamis ” tgl 10 Agustus 2016, sehabis pulang sekola h saya dg kedua teman saya ketika itu kita saling berdebat mau pulang dulu apa langsung, lalu kita semua setuju langsung mengerjakan setelah itu mereka ikut saya mengambil flasdisk dirumah saya , dan teman saya yang satu
Saya punya beragam cerita tentang memiliki rumah. Sebenarnya pas masih single saya sudah memulai menyicil beli rumah dengan KPR bank Jatim, tapi itu atas nama ibu saya yang memanfaatkan uang Taperum beliau sebesar 2,5jt untuk jadi UM Perumahan Vila Gunung Buring di Malang. Bapak saya waktu itu, sekitar tahun 1996, sebenarnya menolak ide ibu saya untuk ambil KPR rumah, mengingat ibu saya sudah mau pensiun dan tabungan tanah bapak ibu sudah banyak di beberapa lokasi di Malang. Tapi saya ngotot maksa karena saya ingin punya rumah sendiri dan berjanji kalau saya yang akan membayar cicilannya mengingat saya punya gaji dari beberapa sumber. Walhasil diproseslah KPR Bank Jatim san saya hanya bertahan mencicil selama tahun saja coz saya lalu diterima di Kemenkeu, saya serahkan kembali rumah itu ke ibu saya untuk dilanjutkan KPR nya karena saya mau mulai hidup di Jakarta dari nol lagi, hanya berbekal semua tabungan saya selama kerja di Malang. Ikhlas saya bilang saya nggak usah digantiin coz memang itu rumah ibu saya juga; cuma minta didoain ibu supaya nanti bisa beli rumah sendiri lagi di Jakarta. So, saya akan lanjut cerita tentang rumah-rumah yang saya punyai semenjak kerja di Jkt beserta kisah susah-senang untuk dapatkan mereka. RUMAH PERTAMA Yang paling lucu adalah saya dapat info rumah di Vila Pamulang karena ditunjukin brosur sama sese cowok yang naksir saya kala itu, maksudnya dia pamer kalau sebentar lagi dia mau akad KPR. Lha saya dimodusin macam2 cara sama dia ngga pernah mempan ya, malah iseng saya tunjukkan brosur itu ke si Mas yang waktu itu masih jadi calon suami baru jadian belum dua bulan hihihii, dan nggak banyak yang tahu kalo saya sudah jadian coz kami beda kantor. Eladalah kok si Mas malah minat juga, trus ngajak lihat ke lokasi. Saat itu hanya bisa lihat tanah so luas nan becek bekas bukit yang dipapras rata. Entah karena bawaan masih baru jadian atau gimana, rasanya Pamulang itu nggak jauh dari Bintaro Jaya aja. Cuman dua kali naik angkot kok tau2 sudah sampai. Singkat kata kita sepakat beli itu rumah si Mas dengan UM kita kongsi berdua. Si Mas kuras tabungan dan jual semua simpanan emas dia, saya utang dulu sementara 1,1 jt ke teman sekamar si mba Yayuk, karena honor terjemahan saya kepending baru cair bulan depan dan cuma punya 300rb aja on hand. Mbak Yayuk marah2 waktu ditembung utang “Baru jadian udah mau utang2 beli rumah, kalo kalian putus trus gimana?” Saya santai aja bilang ya udah tinggal minta balikin duit saya lagi hihii, bandel juga yah. Meski marah2 gitu akhirnya diutangin juga 😀 makasih mbak, baiknya dirimuh mmuah. Jadilah rumah seharga 28 millions kalo beli cash kami dapatkan di tahun 1999, dengan cicilan kurleb 310rb sebulan selama 15 tahun gaji plus tkpkn waktu itu masih 400rb-an,kita janjian selang seling bulan gantian saya atau dia yang urusin cicilannya. Ini yang kadang jadi biang tukar padu ni bahasa Jawa ya kami kalo si Mas lupa apa pura2 lupa ya hahahaa pas jatuh giliran dia bayar cicilan. Oya saya menikah 7 bulan kemudian setelah akad rumah, jadi akad rumah dulu baru akad nikah kemudian 😀 D. Teman2 kantor yang tidak dekat dengan saya hanya melihat saya sebagai cewe matre yang mau married karena dibeliin rumah dulu sama si Mas sebenarnya ada factor X yang membuat kami baru bisa menikah setelah sembilan bulan kita kenalan, long story deh kalo diceritain. Orang2 pada nggak tahu perjuangan saya ngumpulin 1,3 juta masa itu buat bantu si Mas senilai 3x penghasilan bulanan masa itu untuk UM sangat tidak mudah. Belom lagi bergantian bayar cicilan itu nyiksa banget, karena biaya hidup di Jkt kan nggak murah. Untung saja waktu itu saya tinggal di rumah mess pegawai wanita di kompleks kampus, jadi ngga perlu biaya transport, so praktis sy cukup menyisakan uang utk biaya makan sebulan, no jajan nor shopping kecuali pas dapat project terjemahan dari kawan. Tahun 2000 bulan Juli kami menikah dalam keadaan pas2an, persis Pertamina di mulai dari nol coz semua tabungan habis buat rumah dan persiapan nikah. Yang bikin terharu itu suatu ketika, saya lupa bulan apa beberapa saat sebelum hari H menikah, si Mas ngembaliin uang bantuan UM saya, karena katanya dia sudah punya uang lagi. Lalu kata saya ya udah yuk kita beliin seserahan buat akad nikah saja yang itupun dia harus nombok lagi coz belanja saya banyak hihihii. Rumah pertama saya baru ditempati setahun kemudian setelah Faishal anak pertama kami lahir. Ketika baru menikah kami masih numpang mertua di Pondok Bambu sekitar dua bulan, lalu pindah kontrakan di Puri Endah dekat kantor Bintaro. Ngontrak di sana nggak lama sambil menyiapkan rumah Pamulang direnovasi agar lebih layak huni. Saat saya hamil 8 bulan, kami balik ke rumah Oma sd saya lahiran. Saya baru mau pindah ke Pamulang jika rumah sudah dipagar, dapur ready dan kamar nambah satu lagi buat ART nanti. Terkuras lagi tabungan kita. Oya namanya baru punya rumah, semua uang masuk selalu dihabiskan untuk mempercantik and mengisi rumah. Yang paling penting pagar rumah, toren air, pasang telpon sudah fixed. Ketika menempati rumah itu tahun 2001 seorang diri dengan bayi merah, baru merasakan kalau Pamulang itu bener2 jauh dari mana2. Itulah kali pertama kami ambil kredit motor Honda Legenda buat ngirit ongkos PP ke kantor. Capek juga punya rumah jauh, tapi Pamulang suasananya asik, asri, cocok buat istirahat. Tetangga kami baik2 semua, rata2 pasangan baru nikah seperti kami. Kami menempati rumah itu nggak sampai dua tahun coz saya melahirkan Shofi tahun 2003 dan merasa perlu tinggal dekat tempat kerja Bintaro agar bisa mengajar kembali buat nutup kebutuhan hidup yang ternyata suangat buanyak pas sudah nikah ya gaes. Tinggal dekat kantor enak buat bolak-balik ke rumah jika ada hal yang mendesak, coz saya suka cemas ninggal babies lama2. Kami kontrak di Pondok Safari Indah di Jurangmangu selama setahun saja, coz harus pindah ke Balikpapan mengikuti mutasi misua ke sana. Di Balikpapan tak lupa kita selalu ke BTN bayar cicilan rumah Pamulang setiap bulan sebelum tanggal 10. Ini juga paksu mesti sering saya ingetin untuk ke BTN, eh jadinya juga saya melulu yang bayar KPRnya, beliau cuma nganterin aja ke bank 😀 😀 . Untung cicilan sudah terasa ringan, nggak seperti awal baru beli rumah. Baru tahun 2004 itu lah kita kenal fasilitas auto debet Mandiri kita untuk bayar cicilan rekening paksu pastinya 😀 , legaa lepas dari rutinitas ngantri di bank. RUMAH KEDUA Rumah kedua dibeli ketika saya masih mengontrak di Puri Bintaro Hijau. Kami kembali dinas di Jkt sebagai fungsional widyaiswara setelah tahun tugas di Kaltim. Tidak mau kembali ke Pamulang karena kejauhan buat saya. Biarlah rumah itu tetap saya kontrakin murmer ke kenalan kami. Suatu ketika suami mengajak saya ke daerah Cipadu untuk melihat2 perumahan baru. Saya langsung suka rumah2 tipe minimalis di sana, cantik sekali. Dan harganya maak muahal ya… Tapi kata paksu nggak usah kuatir coz beliau sudah cukup tabungannya buat UM rumah. Duh, saya sampek terkejut karena ngga nyangka paksu tabungannya sudah lumayan, sedangkan saya blas ngga bisa nabung saking konsumptifnya etapi konsumtif buat keluarga sendiri gapapa keles… 😀 . Kami wawancara kredit di BRI Kramat, kelar dengan sukses. Dan kali ini gaji kami berdua sama2 kena potongan buat cicilan rumah alias cicilan joint income. Okelah gapapa yang penting bisa lekas pindah dari PBH yang Alhamdulillah ngasih kenangan buruk yaitu kebanjiran sampai dua kali. Kami menempati rumah NAC Cipadu ini tahun 2006 beberapa bulan setelah anak ketiga, mas Daffa, lahir. Tahun 2016 lalu rumah ini sudah lunas, Alhamdulillah balik lagi merasakan gaji dan tkpkn yang utuh tanpa potongan KPR, setiap hari berasa seperti horang kayah beneran hihihii…. Saya cinta tinggal di NAC ini karena lingkungannya yang aman dan asri, dan tetangga yang ngga rese. Sudah gitu dekat dengan kampus dan gampang juga dijangkau tranportasi umum, baik angkot, KRL, TJ apalagi Gojek dan Grab heheee. Rumah ini juga sudah kami renovasi untuk memindah dapur dan membuat kamar buat si sulung di atas, yang masa itu saja sudah habis 100an juta. Jadinya kamar mandi kami nambah dua lagi, jadi total ada 3 KM buat kami berenam yang suka ribut kalo pagi2 bersiap ke school dan kantor such a classic morning drama before school 😀 😀 RUMAH KETIGA Ngga ada angin ngga ada hujan tiba2 ibu mertua kakak ipar saya datang ke rumah, ceritanya nembung ke kami supaya rumah yang mereka huni daerah Pd Bambu Jaktim dibeli oleh kami. Pokoknya mereka sedang dalam emergency BU yang tidak bisa ditunda2. Saya dan misua sih heran aja jika kita dianggap mampu beli rumah mereka di Betung I yang harga pasarannya sudah jauh di atas 1M waktu itu. Saya sebenarnya keberatan sama paksu nih karena kita lagi berancang2 mau beli rumah yg lebih besar lagi di zona 4 NAC yang sayangnya ketika nego harga kami tidak sepakat dengan pengembang. Saya juga masih nabung untuk beli rumah di Malang, yang dekat dengan rumah ortu. Kata bu Alvin Notaris PPATK tetangga, kami disarankan untuk tidak beli rumah Betung I itu coz urusannya masih panjang. Tapi misua ingin menolong mereka jadilah kita buat beberapa kesepakatan misalnya harga kekeluargaan, tukar guling sama rumah DH2/27 itu, dan pembayaran yang bertahap 3x mengingat rumah itu belum bersertifikat. Jadilah kami bantuin kakak ipar kami. Sekarang masih menunggu janji mereka untuk selesaikan urusan sertifikat mengingat kami sudah bayar dua tahap. Pelunasan tahap tiga masih kami tahan karena melihat perkembangan urusan sama BPN kok masih woles aja, padahal ini sudah menginjak tahun kedua. Saya sih nggak terlalu suka daerah Pondok Bambu, lagi rumah itu sekitar 30m masuk gang, meski mobil sih sangat bisa masuk. Kakak ipar dan mertuanya juga masih kami biarkan menempati rumah itu biar rumah tetap terawat. Saya sih sudah ikhlasin uang tabungan saya masuk ke rumah itu, saya berharap suatu saat keponakan saya saja yang menggantikannya jika mereka masih ingin bertahan di situ. Rencana beli rumah di Malang gagal coz saat ada rumah di Jln. Kalimosodo VI Malang dijual murah, kami benar2 nggak ada uang sama sekali. Yah belum rejeki saya ngeman2 banget katanya kok pas banget kamu ngga ada uang saat ada yang jual cepat…ya naseeb bu, kalo ngga jodoh ya mau gimana lagi? RUMAH KEEMPAT Nah, ini rumah dengan kisah paling seru. Suatu ketika, pengembang kompleks NAC kami menawarkan rumah idaman kami dulu kita pernah nawar ke pengembang tapi gak dikasih, dan keduluan di DP-in sama orang lain. Ndilalah kok orangnya mundur krn ngga dpt kredit kalo gak salah, kita akhirnya dikasih pengembang harga 1,1M saja alias didiskon 300jt-an dari asalnya 1,4M, tapi syaratnya harus Desember 2016 sudah akad kredit. Wah ini harus diambil karena posisinya pas di hook dan ada tanah lebih kurleb 30. Bulan depan dengarnya tipe itu harganya jadi 1,6M.. And then kelabakan lah kita kumpul2in uang buat UM karena yang 300 jt sudah dipakai buat bayar tahap I rumah Pd. Betung. Akhirnya kita jual semua dinar dan LM, kita juga kuras2 tabungan punya saya malah sampai cuma nyisa 3 juta doang buat hidup sebulan…, hiks. Mobil Avansa kita leasing 65jt, saya utang adik saya 40 juta lagi, ibu saya nambahin 65 juta saya bilang ibu saya nanti pasti saya ganti meski ibu saya bilang cuma mau kasih aja, nggak ngutangin saya, dll pokoknya semua gotong royong supaya rumah itu dapat kebeli. Memang jika sudah ditakdirkan dapat rejeki rumah itu nggak akan lari ke mana. Saya sampai terharu ya memang bener kuasa Allah bener terbukti, kalau kita ikhlas menolong maka ditolong juga olehNya. Mungkin juga kelahiran anak ke-empat, adik Afia, tahun 2016 bawa banyak rejeki buat kami. Singkat cerita total habis kurleb 500jt lebih buat urusan awal rumah ini, akad kredit dengan Bank Muamalat lancar, sebulan kemudian saya sudah lunasin utang ke adik, dan tahun depannya saya dapat mengembalikan uang ibu saya. Paksu juga dalam hitungan bulan sudah lunasin hutangnya ke teman yang minjemin buat bayar pajak dan biaya notaris biaya yang lupa ngga kita hitung sebelumnya. Cicilan KPR seperti biasa kongsian joint suami-istri dimana paksu lebih gede sejuta dari cicilan saya hehehee….PNS gitu loh, kalo ngga punya cicilan itu hidup rasanya kurang prihatin hehehee, yes sebenarnya saya anggap ini untuk menabung ya karena saya sudah tobat ngga jadi orang konsumtif lagi… Prinsip paksu emang benar kok, kita itu bisa hidup lebih dari cukup meskipun 1/3 dari penghasilan kita diprioritaskan untuk ditabung atau dipakai untuk membayar cicilan rumah. Rumah baru ini sekarang sudah kami pasang pagar, makin terlihat wah nya menurut kami. Kami tidak menempati rumah ini meski sudah almost fully furnished dengan mindahin sebagian barang dari rumah lama di Blok A3. Misua masih pengin renov lagi buat nambah space di lantai 2 up above dapur. Rumah ini dipakai kalau ada acara2 arisan dan kumpul2 sama keluarga besar, atau kalau ada saudara2 yang mau menginap. Saya sendiri cuma sekali seminggu nengokin buat nyapu dan ngepel, atau kalau mau ngelembur kerjaan supaya nggak diganggu kiddos. Entah kapan mau pindahan ke situ, bingung barang rumah lama mau diapain coz udah numpuk segunung… Kalau ditanya teman, masih pengen lagi nambah rumah? Saya bilang tergantung nanti. Nanti kalo cicilan KPR rumah terakhir sudah lunas, nanti kalo anak2 ngga punya kebutuhan besar lainnya, nanti kita rencanakan nanti aja coz hidup ini mengalir saja buat saya, mengikuti apa yang digariskan Yang Kuasa. Yang jelas cita2 saya masih ingin punya rumah juga di Malang supaya dekat dengan keluarga besar saya, dan terutama dengan ibu bapak saya. 🙂 🙂 . Ada satu lagi cita2 saya dan paksu yaitu bikin sekolah buat mengabdikan ilmu kami sama pemberdayaan keluarga dan masyarakat, for charity purpose of course, semoga suatu saat dapat kami wujudkan, aamiin. Catatan 28 April 2021 Sekarang kami sudah tinggal di rumah keempat kami, pindahan awal 2019. Pindahan rumah adalah proses yang super duper melelahkan, bolak balik nggak sudah2, padahal banyak barang2 yang kami buang atau sumbangin ke yang berminat. Baru nyadar kalau we’re such a hoarder numpukin barang yang akhirnya kami sendiri bahkan lupa untuk memakainya. Rumah di blok belakang kami kontrakkan, alhamdulillah jadi sumber passive income kami hingga saat ini. Makin betah di rumah baru karena space yang lebih luas dari rumah belakang. Kami ngga nambah furniture, biar rumah terasa plong. Kendala cuma 1 saja, kami sudah nggak pakai pembantu lagi semenjak habis lebaran 2019 coz si Teteh get married. Yo wis lah, baru kali itu setelah 19 thn menikah kita ngga pakai ART sd sekarang, anak2 saya mau ngga mau kita kasih kewajiban bantu2 kerjaan rumah. Kebayang lah ribetnya merawat rumah, mana anak2 suka ngeberantakin habis dipakai PJJ atau main. Anyway, just enjoy the chores aja, kalau sempat saya beresin kalau lagi males ya kita nikmatin saja suasana kapal pecah di rumah bersama-sama, hehehee.
ceritatentang diriku visitor. Free Counter. Senin, 17 Oktober 2011. Stats for Dynamic Views. Rumah panti jompo kasih sayang begitulah yang terpampang disebuah papan yang aku lihat ketika aku sampai tempat tujuan aku. Aku pun segera masuk dan bertanya kepada pemilik panti ini. Mengenai Saya. muhamad eza syah Lihat profil lengkapku

homeandgardennet Assalamu’alaikum.. Pagi-pagi gini boleh kan yaa berangan-angan punya rumah impian hehe, anggap saja sebagai sebuah cita-cita dan do’a di pagi hari pasca dhuha. semoga ada malaikat yang mengaminkan, Aamiin. Sebenarnya bukan tanpa sebab si sobat, saya berangan-angan sperti ini. Semua berawal saat MbakDian Nafi dan Mbak Archa Bella, memberi tantangan menulis buat kami di Arisan GandjelRel yang ke-14 ini dengan tema “Ceritakan Detail Rumah Impianmu”. Tak heran tema ini tercetus dari Blogger famous seperti mereka, karena mereka juga seorang arsitektur yang ahli di bidang ini. Oke mb, saya terima dengan senang hati D. Sebenarnya saya sangat mensyukuri anugrah rumah yang saya tempati saat ini. Walau tergolong sederhana, sunyi tidak bising, tetangganya juga baik-baik, dekat rumah tahfidz belajar al qur’an, dekat mushola, cukup strategis dekat tempat sekolah anak, dll tapi satu yang bikin kurang betah, panas!! Hiks . Jangankan musim kemarau, musim hujan pun masih terasa panas. Alhasil kipas angin, AC tak pernah absen menemani kami siang dan malam. Seperti apa detail rumah yang saya impikan? Yuks ah disimak sobat 1. Tinggal di Daerah yang Adem Pengen deh rasanya punya rumah di daerah yang adem kaya di Kota Bogor, Salatiga, Magelang, Temanggung. Ngerasa banget nggak nyaman dengan cuaca di kota yang sekarang, Semarang. Dari pagi-malam, mau hujan atau kemarau ko yaa panas terus rasanya. Apalagi kalau lagi mati lampu, beuh..panasnya ampun-ampunan, keringat rasanya terus ngucurr. Kagak bakalan bisa tidur dah, hiks. Begitu pun pas sodara main pasti komentarnya sama, "panas banget yaa cha?!".. Sekarang, si kecil yang baru berumur 2 tahun juga lebih suka tidur di lantai dibandingkan di kasur, walau sudah pake AC sekalipun. Kalau dinasehatin, susah. Akhirnya ta biarkan sampai nyenyak dulu baru ta pindah ke kasur. Kalau di pikir-pikir, AC-an atau Kipasan juga kan kurang baik kan yaa, nggak alami. 2. Terdapat taman yang bernuansa serba hijau Suka sama rumah yang di depannya ada taman yang tertata dan serba hijau deh. Yaa walau pun nggak rajin rapihin sih, hehe. Selain indah jika dipandang mata, juga sehat kan. Secara bisa menghasilkan oksigen dari tanaman tersebut. Sumber Selain dihiasi tanaman juga terdapat kolam ikan, beuh indah banget nuansa alam berpadu air dan hewan air, jadi tambah asri dah 3. Tersedia garasi di Depan Rumah Nah garasi juga bagian yang cukup penting ni sobat. Yaa walaupun sekarang kami belum punya mobil, tapi kami bercita-cita punya mobil suatu saat. Biar hujan nggak kehujanan, panas nggak kepanasan, Aamiin. Alhamdulillah rumah kami yang sekarang juga ada garasinya, walau baru di tempati sama motor, hehe. Tapi bermanfaat juga kalau pas keluarga besar main ke rumah. Biasanya bawa kendaraan pribadi jadi nggak harus numpang ke rumah tetangga atau parkir di depan rumah yang bisa ganggu kendaraan lain yang mau lewat, hehe. 4. Terdapat ruang tamu yang nyaman Ruang tamu bernuansa serba hijau yang bisa mengobati kelelahan bagi tamu yang datang. Berharap dengan ini tamu yang bertandang bisa betah di rumah kami . Sumber homeandgardennet 5. Terdapat mushola dalam rumah Nah ini cita-cita yang belum terwujud. Punya mushola di dalam rumah. Biasanya kalau sholat masih pindah sana sini. Kadang di kamar tidur, di ruang tamu, di depan tv, tergantung moodnya dan tempat yang bersihnya di mana, hehe. Kalau ada mushola kan bisa lebih nyaman dan lebih privasi. Si kecil dilarang bermain kotor- kotoran di tempat ini, hehe. Selain sebagai tempat sholat juga, mushola ini bisa dijadikan sebagai tempat kita belajar agama seperti mengaji, baca shiroh, dll. 6. Terdapat kamar mandi dan tempat mencuci yang bersih Pengen deh punya kamar mandi yang terpisah sama WC biar lebih terjaga kebersihannya. Kamar mandi yang sekarang masih nyatu sama WC, yaa karena keterbatasan lahan juga si. Pengen punya 2 kamar mandi, 2 WC dan tempat untuk mencuci baju yang cukup luas biar ada space buat tempat wudhu juga. Kan lebih tenang tuh kalau tempat wudhunya nggak nyatu sama KM dan WC, lebih bisa menjaga kebersihan. 7. Terdapat ruang keluarga yang luas Ruang keluarga sebagai tempat kita berbagi cerita, cinta dan makna kehidupan. Sebagai tempat belajar apa pun itu. Nah di sini juga pengennya ada perpus kecil-kecilan, sambil santai kita juga bisa baca buku-buku kesukaan . Sumber homeandgardennet 8. Terdapat dapur yang menyatu dengan tempat makan Dapur dan tempat makan bagi saya seperti romeo and juliet yang harus selalu menyatu. Biar penyajiannya lebih mudah dan aromanya juga tercium di satu tempat, hehe. Pengennya dapur itu menghadap ke luar biar sensasi freshnya dapet Sumber homeandgardennet 9. Punya halaman belakang yang luas untuk tempat bermain anak dan tempat menjemur pakaian Terahir, pengen punya halaman belakang yang luas biar bisa dipake anak bermain sesukanya, mau mainanan air, lari-lari, loncat-loncat, bebas pokoknya . Kasian selama ini kayanya ruang mainnya terbatas di dalam rumah yang tidak terlalu luas dan kurang eksplorasi, hiks. Mau ta ajak main terus ko yo emaknya nggak rajin, paling sore hari pas makan sore atau ngaji. Bukannya males keluar, tapi kalau udah diajak main suka nggak mau pulang dan rebutan barang sama temennya. Ujung-ujungnya kerjaan emak jadi terbengkalai deh, hiks. Selain buat main, halaman belakang yang luas juga bisa digunakan buat jemur pakaian. Selama ini jemur pakaian di depan rumah, secara ndak ada lahan di belakang rumah, hiks. Sumber homeandgardennet Walau begitu, saya sangat bersyukur dengan anugrah rumah yang Allah berikan untuk kami sekeluarga. Alhamdulillah masih punya tempat untuk berteduh dengan nyaman. Cerita di atas hanya sebuah harapan tanpa bermaksud mengingkari nikmat yang sudah diberikanNYA saat ini. Nah itu sobat, ceritaku tentang Rumah Impian di Masa Depan. Kalau rumah impian mu seperti apa? Wassalamu'alaikum....

Akupun tak mengertidan tapi aku mengetahuinya .kamu yang mengajarkan ku tentang arti cinta .kamu yang mengajarkanku tentang bagaimanaa caranya memberikan rasacinta dan kasih sayang. Ya ,dalam sebuah hubungan yang kita sebut “pacaran”. Mungkin bgi kamu ini yang kedua kalinya tapi bagi aku ini yang pertama kalinya ,dalam kehidupan remaja ku . RumahKedua. May 31, 2015 · by raniliaputri · in Kisah Putri, Rumah Kedua. Menikmati sesuatu yang menyenangkan terkadang membuat kita lupa waktu. Tak terasa sudah sekitar 2 tahun 6 bulan saya berada di sebuah rumah kedua yang bernama @nutrifood, tempat kerja formal pertama saya. “Mba Rani”, begitu sapaan akrab rekan-rekan kerja pada saya.
26 "Saya sangat menikmati menghabiskan waktu di rumah." - Elena Roger. 27. "Seperti cinta, sarapan adalah yang terbaik jika dibuat di rumah." - Gina Barreca. 28. "Ini adalah ide saya tentang surga, pulang dan menonton berita." - Rita Moreno. 29. "Bagi saya, hari Minggu adalah tentang berada di rumah bersama keluarga tanpa rencana." - John
Lihatgambar di bawah dengan teliti. Contoh karangan berjudul keluarga saya. Karangan bahasa arab keluarga bahagia, karangan bahasa arab tentang anggota keluarga, menceritakan tentang keluarga dalam bahasa arab, cerita keluarga dalam . Nama ayah saya ialah zulkefli . Keluarga saya terdiri daripada enam orang. Kami bertolak ke sana pada pukul Yukkita simak mulai dari contoh descriptive text dalam bahasa Inggris tentang benda yang pertama. 1. Contoh Descriptive Text tentang Benda dan Artinya. Berikut ini adalah contoh descriptive text menjelaskan tentang benda dan artinya yaitu rumah. Yap, rumah adalah benda yang ada di sekitar dan sangat dekat dengan kita. 5v3qvz.
  • o9c46xyh3b.pages.dev/325
  • o9c46xyh3b.pages.dev/30
  • o9c46xyh3b.pages.dev/413
  • o9c46xyh3b.pages.dev/93
  • o9c46xyh3b.pages.dev/479
  • o9c46xyh3b.pages.dev/63
  • o9c46xyh3b.pages.dev/143
  • o9c46xyh3b.pages.dev/305
  • cerita tentang rumah saya